ظهر الفساد فى البرّ والبحر بما كسبت أيدى النّاس
ليذيقهم بعض الذى عملوا لعلّهم يرجعون
Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S: Ar Ruum: 41)
Saudaraku,
Ibarat
sebuah drama, kehidupan manusia saat ini sudah memasuki babak-babak terakhir.
Kerusakan yang semakin bertambah parah dan manusia yang semakin kehilangan
sifat kemanusiaannya adalah salah satu bukti atas pernyataan ini. Manusia jahat
semakin banyak, dan orang-orang yang bijak semakin langka.
Ath
Thobari menjelaskan didalam kitabnya”Jami’ Al Bayan Fii Ta’wiil Al Qur’an”: Allah
SWT mengingatkan manusia bahwa, Sudah nampak kemaksiatan di daratan bumi dan
lautnya dan itu semua akibat dari perbuatan manusia padahal Allah sudah
melarangnya.
Para Ulama’ berbeda pendapat menafsirkan ayat
Para Ulama’ berbeda pendapat menafsirkan ayat

Qotadah
dan As-Suddiy mengatakan: “yang dimaksud kerusakan adalah Syirik, dan itu
merupakan kerusakan yang paling besar”
Ibnu
Abbas, ‘Ikrimah dan Mujahid mengatakan: “yang di maksud kerusakan di daratan
yaitu seseorang membunuh saudaranya (saling membunuh diantara mereka),
sedangkan kerusakan yang berada di lautan adalah mereka yang membawa kapal-kapal
(mencari hasil laut) dengan paksa”.
Ada yang
mengatakan kerusakan di sini adalah kekeringan dan sedikitnya tumbuh-tumbuhan
dan kurangnya keberkahan. Ibnu Abbas mengatakan: “kurangnya keberkahan
dikarenakan perbuatan manusia agar mereka bertaubat”
An-Nuhhas
berkata: “kerusakan yang ada di laut maksudnya yaitu kurangnya hewan buruan
(ikan dan sejenisnya) dikarenakan dosa manusia”,
Ath-Thobari
mengatakan: “sudah nampak kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah dimana-mana di
darat maupun di laut. Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat
terjadinya fasad itu. Ini berarti daratan dan laut menjadi arena kerusakan,
misalnya dengan terjadinya pembunuhan dan perampokan di kedua tempat itu. Dan
dapat berarti juga bahwa darat dan laut sendiri telah mengalami kerusakan,
ketidakseimbangan serta kekurangan manfaat. Laut telah tercemar, sehingga ikan
mati dan hasil laut berkurang. Daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau
panjang. Alhasil, keseimbangan lingkungan menjadi kacau.
Dan itu
semua

Dan firman
Allah

Ayat ini
mengisyaratkan bahwa kerusakan yang terjadi dapat berdampak buruk. Tetapi,
rahmat Allah masih menyentuh manusia, karena Dia baru mencicipkan bukan
menimpakan kepada mereka (akibat kerusakan yang telah mereka perbuat). Di sisi
lain, dampak tersebut baru akibat sebagian dosa mereka. Dosa yang lain boleh
jadi diampuni Allah dan boleh juga ditangguhkan siksanya ke hari yang lain.
Dan maksud
dari ditimpakannya sebagian musibah kepada manusia adalah agar mereka sadar dan
kembali. Sebagaimana termaktub dalam penghujung ayat:

Arti
kembali itu tentu sangat dalam. Bukan maksudnya mengembalikan jarum sejarah ke
belakang. Melainkan kembali menilik diri dari mengoreksi niat, kembali
memperbaiki hubungan dengan Tuhan. Jangan hanya ingat akan keuntungan diri
sendiri, lalu merugikan orang lain. Jangan hanya ingat laba yang sebentar
dengan merugikan sesama. Tegasnya, kita harus meninggalkan kerusakan di muka
bumi. Dengan ujung ayat "Mudah-mudahan", dinampakkan bahwa harapan
belum putus.
Menurut
Sayyid Quthb, penghujung ayat ini ditafsirkan dengan tekad manusia untuk
melawan kejahatan dan kembali kepada Allah serta beramal saleh dan meniti
manhaj yang lurus.
sesungguhnya
Allah SWT sudah memberikan semua yang ada di bumi hanya untuk manusia, dan
marilah kita renungkan bersama Allah SWT sudah memberikan kepada kita yang
terbaik, tidak pernak dan mustahil Allah memberikan sesuatu yang buruk bagi
kita, hanya saja kita sebagai manusia kurang pandai bersyukur, yaitu dengan
menjaga apa yang sudah di amanahkan kepada kita.
Sebagaimana
firman Allah SWT di dalam Al Qur’an bahwasannya bumi beserta isinya adalah
amanah bagi manusia agar mereka dapat menjaganya yaitu sebagai KHOLIFAH di muka
bumi. Maka apakah kita sudah siap untuk mempertanggungjawabkan amanah
tersebut??? Sedangkan kita sudah melihat bumi kita tercinta sekarang sudah
banyak kerusakan dimana-mana dikarenakan ulah manusia?? Bahkan termasuk
kita??!!
Inilah
satu hal disamping hal-hal yang lain yang harus kita berikan perhatian lebih
tentang firman Allah SWT di surat Ibrahim ayat 3:
“dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengatakan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S: Ibrahim: 7).
Sekiranya
cukup bagi kita dengan satu ayat ini sebagai renungan, kenapa negeri kita banya
permasalahan yang tidak kunjung selesei, banyak musibah dimana-mana, keberkahan
waktu, ilmu, tenaga bahkan harta seakan hilang dan msih banyak sekali
masalah-masalah negeri ini, itu semua tidak luput dari pribadi kita
masing-masing sejauh mana ketergantungan kita dengan Allah SWT, semakin kita
menjauh dariNya dan takabur maka semakin buruklah kita dan sebaliknya semakin
kita terus berusaha untuk selalu bersamaNya dan bersyukur maka janji Allah SWT
adalah pasti. Setelah manusia sadar dan terketuk hatinya untuk meninggalkan
pengrusakan-pengrusakan tersebut dan memperbaikinya dengan taat kepada Allah
dan melakukan perbaikan-perbaikan kembali. Karena pada dasarnya kebaikan dapat menghapus
kejelekan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
إِتَّقِ
اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَ اتَّبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَ خَالِقِ
النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya :
"Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada, dan ikutilah keburukan
dengan kebaikan karena ia akan menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan
akhlak yang baik."
Saudaraku…
marilah kita benahi diri kita masing mulai dari SEKARANG, jangan sampai kita
tunda-tunda lagi, kita tidak tau kapan tamu Allah yang akan menjemput kita
kembali ke hadiratNya.
Mari kita
jaga amanah Allah dengan menjaga bumi… ingatlah, kita semua KHOLIFAH di muka
bumi…
Wallahu
a’lam bish-showab. (Sumber: Tafsir Al Qurtubiy dan Ath-Thobari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar