Rabu, 30 April 2014

khutbah tentang kerusakan alam.



ظهر الفساد فى البرّ والبحر بما كسبت أيدى النّاس ليذيقهم بعض الذى عملوا لعلّهم يرجعون
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S: Ar Ruum: 41)
Saudaraku,
Ibarat sebuah drama, kehidupan manusia saat ini sudah memasuki babak-babak terakhir. Kerusakan yang semakin bertambah parah dan manusia yang semakin kehilangan sifat kemanusiaannya adalah salah satu bukti atas pernyataan ini. Manusia jahat semakin banyak, dan orang-orang yang bijak semakin langka.
Ath Thobari menjelaskan didalam kitabnya”Jami’ Al Bayan Fii Ta’wiil Al Qur’an”: Allah SWT mengingatkan manusia bahwa, Sudah nampak kemaksiatan di daratan bumi dan lautnya dan itu semua akibat dari perbuatan manusia padahal Allah sudah melarangnya.

Para Ulama’ berbeda pendapat menafsirkan ayat
 http://ltqalhikmah.com/wp-content/uploads/2013/01/Untitled11.jpg
Qotadah dan As-Suddiy mengatakan: “yang dimaksud kerusakan adalah Syirik, dan itu merupakan kerusakan yang paling besar”
Ibnu Abbas, ‘Ikrimah dan Mujahid mengatakan: “yang di maksud kerusakan di daratan yaitu seseorang membunuh saudaranya (saling membunuh diantara mereka), sedangkan kerusakan yang berada di lautan adalah  mereka yang membawa kapal-kapal (mencari hasil laut) dengan paksa”.
Ada yang mengatakan kerusakan di sini adalah kekeringan dan sedikitnya tumbuh-tumbuhan dan kurangnya keberkahan. Ibnu Abbas mengatakan: “kurangnya keberkahan dikarenakan perbuatan manusia agar mereka bertaubat”
An-Nuhhas berkata: “kerusakan yang ada di laut maksudnya yaitu kurangnya hewan buruan (ikan dan sejenisnya) dikarenakan dosa manusia”,
Ath-Thobari mengatakan: “sudah nampak kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah dimana-mana di darat maupun di laut. Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad itu. Ini berarti daratan dan laut menjadi arena kerusakan, misalnya dengan terjadinya pembunuhan dan perampokan di kedua tempat itu. Dan dapat berarti juga bahwa darat dan laut sendiri telah mengalami kerusakan, ketidakseimbangan serta kekurangan manfaat. Laut telah tercemar, sehingga ikan mati dan hasil laut berkurang. Daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Alhasil, keseimbangan lingkungan menjadi kacau.
Dan itu semua
http://ltqalhikmah.com/wp-content/uploads/2013/01/Untitled21.jpg  atau karena perbuatan dosa manusia dan sudah menyebarnya kedzoliman di muka bumi”., Sayyid Quthb dalam tafsirnya menjelaskan keterkaitan kondisi-kondisi kehidupan dengan usaha mereka, juga menjelaskan bahwa kerusakan hati manusia serta akidah dan amal mereka akan menghasilkan kerusakan di bumi dan memenuhi daratan dan lautan. Tampilnya kerusakan seperti itu, takkan terjadi tanpa adanya sebab. Ia merupakan hasil dari hukum-hukum Allah serta pengaturan-Nya.
Dan firman Allah
 http://ltqalhikmah.com/wp-content/uploads/2013/01/Untitled3.jpg Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,  Ath Thobari mengatakan: “Allah memberikan musibah kepada manusia sebagai akibat dari perbuatan-perbuatan mereka yang telah mereka lakukan, dan karena kemaksiatan-kemaksiatan yang telah mereka lakukan. Allah tidak memandang orang per-seorang, akan tetapi Ia mencicipkan musibah tersebut kepada orang di sekelilingnya (pelaku).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa kerusakan yang terjadi dapat berdampak buruk. Tetapi, rahmat Allah masih menyentuh manusia, karena Dia baru mencicipkan bukan menimpakan kepada mereka (akibat kerusakan yang telah mereka perbuat). Di sisi lain, dampak tersebut baru akibat sebagian dosa mereka. Dosa yang lain boleh jadi diampuni Allah dan boleh juga ditangguhkan siksanya ke hari yang lain. 
Dan maksud dari ditimpakannya sebagian musibah kepada manusia adalah agar mereka sadar dan kembali. Sebagaimana termaktub dalam penghujung ayat:
 http://ltqalhikmah.com/wp-content/uploads/2013/01/Untitled5.jpg Agar mereka kembali (ke jalan yang benar) dan  agar mereka kembali bertaubat dan meninggalkan maksiat” Untuk kembali menyadarkan mereka.
Arti kembali itu tentu sangat dalam. Bukan maksudnya mengembalikan jarum sejarah ke belakang. Melainkan kembali menilik diri dari mengoreksi niat, kembali memperbaiki hubungan dengan Tuhan. Jangan hanya ingat akan keuntungan diri sendiri, lalu merugikan orang lain. Jangan hanya ingat laba yang sebentar dengan merugikan sesama. Tegasnya, kita harus meninggalkan kerusakan di muka bumi. Dengan ujung ayat "Mudah-mudahan", dinampakkan bahwa harapan belum putus.
Menurut Sayyid Quthb, penghujung ayat ini ditafsirkan dengan tekad manusia untuk melawan kejahatan dan kembali kepada Allah serta beramal saleh dan meniti manhaj yang lurus.
sesungguhnya Allah SWT sudah memberikan semua yang ada di bumi hanya untuk manusia, dan marilah kita renungkan bersama Allah SWT sudah memberikan kepada kita yang terbaik, tidak pernak dan mustahil Allah memberikan sesuatu yang buruk bagi kita, hanya saja kita sebagai manusia kurang pandai bersyukur, yaitu dengan menjaga apa yang sudah di amanahkan kepada kita.
Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al Qur’an bahwasannya bumi beserta isinya adalah amanah bagi manusia agar mereka dapat menjaganya yaitu sebagai KHOLIFAH di muka bumi. Maka apakah kita sudah siap untuk mempertanggungjawabkan amanah tersebut??? Sedangkan kita sudah melihat bumi kita tercinta sekarang sudah banyak kerusakan dimana-mana dikarenakan ulah manusia?? Bahkan termasuk kita??!!
Inilah satu hal disamping hal-hal yang lain yang harus kita berikan perhatian lebih tentang firman Allah SWT di surat Ibrahim ayat 3:
“dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengatakan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S: Ibrahim: 7).
Sekiranya cukup bagi kita dengan satu ayat ini sebagai renungan, kenapa negeri kita banya permasalahan yang tidak kunjung selesei, banyak musibah dimana-mana, keberkahan waktu, ilmu, tenaga bahkan harta seakan hilang dan msih banyak sekali masalah-masalah negeri ini, itu semua tidak luput dari pribadi kita masing-masing sejauh mana ketergantungan kita dengan Allah SWT, semakin kita menjauh dariNya dan takabur maka semakin buruklah kita dan sebaliknya semakin kita terus berusaha untuk selalu bersamaNya dan bersyukur maka janji Allah SWT adalah pasti. Setelah manusia sadar dan terketuk hatinya untuk meninggalkan pengrusakan-pengrusakan tersebut dan memperbaikinya dengan taat kepada Allah dan melakukan perbaikan-perbaikan kembali. Karena pada dasarnya kebaikan dapat menghapus kejelekan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
إِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَ اتَّبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَ خَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya : "Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan karena ia akan menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik."
Saudaraku… marilah kita benahi diri kita masing mulai dari SEKARANG, jangan sampai kita tunda-tunda lagi, kita tidak tau kapan tamu Allah yang akan menjemput kita kembali ke hadiratNya.
Mari kita jaga amanah Allah dengan menjaga bumi… ingatlah, kita semua KHOLIFAH di muka bumi…
Wallahu a’lam bish-showab. (Sumber: Tafsir Al Qurtubiy dan Ath-Thobari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar