Selasa, 06 Januari 2015

Belajar

BELAJAR
Mata Kuliah Psikologi Umum


DOSEN PENGAMPU:
Drs. Dudung Hamdun, MSI

Disusun oleh:
KELOMPOK 2 (Kelas C)
 AHMAD MIFTAHUN NI’AM (13420046)
MA’RIFATUN NISA (13420059)

PENDIDIKAN  BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA

2014/2015

KATA PENGANTAR


Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk belajar dan menjalani hari dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Sang Rasul sekaligus Guru terkemuka yakni Baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah mengajarkan begitu banyak ‘ibrah dan sebagai uswatun hasanah.
Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dudung Hamdun, MSI atas bimbingan dan kesabaran yang diberikan dalam penyusunan makalah kami yang berjudul “BELAJAR” dalam mata kuliah Psikologi Umum. Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, semangat, do’a maupun dalam bentuk apapun. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi dunia pendidikan, terutama bagi mahasiswa dan para pendidik. Aamiin

Yogyakarta, 14 Oktober 2014
Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah.......................................................... ....... 3
B.   Rumusan Masalah............................................................................ 3
C.   Tujuan Masalah............................................................................... 4
D.   Batasan Masalah.............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A.   Pengertian Belajar............................................................................ 5
B.   Hakikat Belajar................................................................................ 6
C.   Ciri-ciri Belajar................................................................................. 7
D.   Teori Belajar..................................................................................... 8
E.   Jenis-jenis Belajar............................................................................. 11
F.    Faktor yang Mempengaruhi Belajar.............................................. 12
BAB III  PENUTUP
KESIMPULAN................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat pundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri . Oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya pada guru. Kekeliruan/ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.  
Dan dalam makalah ini kita bisa mengetahui dan memahami apa itu arti belajar, hakikat belajar, tentang ciri ciri belajar, teori belajar, serta faktor faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam belajar.

B.     Rumusan Masalah
Ø  Apa yang dimaksud Belajar
Ø  Apakah Hakikat Belajar
Ø  Apa saja ciri-ciri Belajar
Ø  Bagaimana Teori Belajar
Ø  Apa saja jenis-jenis Belajar
Ø  Apakah faktor yang mempengaruhi Belajar



C.    Tujuan Masalah
Ø  Mahasiswa mampu menjelaskan makna belajar
Ø  Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat belajar
Ø  Mahasiswa mampu menyebutkan ciri-ciri belajar
Ø  Mahasiswa mampu menerangkan teori tentang belajar
Ø  Mahasiswa mampu memaparkan jenis-jenis belajar
Ø  Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi Belajar

D.    Batasan Masalah
Pembahasan Makalah ini akan dibatasi dikarenakan agar lebih focus kepada inti pembahasan yaitu tentang“Belajar”.















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, belajar memiliki beberapa arti seperti  berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yg disebabkan oleh pengalaman. Berbagai pendapat para ahli pun seakan bersepakat. Berikut penjelasannya:
a)         Arno F. Wittig  dalam Psychology of Learning: 1981. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam tingkah laku suatu organisme sebagai hasil belajar.
b)        James Patrick Chaplin dalam Dictionary of Psychology: 1985. Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
c)         Hintzman, Douglas L. dalam The Psychology of Learning and Memory: 1987. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Memang, secara umum belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku karena pengalaman. Begitu halnya istilah belajar yang sering digunakan oleh para psikolog sebagai kata yang menunjukkan adanya beberapa perubahan dalam tingkah laku yang dihasilkan oleh latihan atau beberapa macam pengalaman atau interaksi dengan lingkungannya.[1]
Belajar menurut Sarwono (1976), adalah suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi (atau rangsangan) yang terjadi. Maka jika disimpulkan, menurut pendapat Suryabrata (1970) belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut[2]:
a.       Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri pelajar
b.      Perubahan pada intinya didapatkan pengetahuan dan atau keterampilan baru
c.       Perubahan terjadi karena ada unsur yang disengaja
d.      Perubahan itu memiliki sifat yang relatif permanen.
Dari beberapa pendapat ahli mengenai belajar yang telah dikemukakan diatas dapat dipahami bahwa belajar menyangkut pada dua unsur, jiwa dan raga. Gerak raga harus sesuai dengan dengan jiwa untuk memperoleh perubahan. Oleh karenanya, perubahan yang terjadi sebagai hasil proses belajar adalah hasil perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Jadi kesimpulan akhir dari definisi belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.[3]
B.       Hakikat Belajar
Dari pengertian belajar yang sudah dibahas diatas, ada satu kata paling menonjol yang dianggap sebagai inti dari belajar yakni “perubahan” atau dalam bahasa Inggris “change”. Ketika kata “perubahan” dibahas, maka secara otomatis sudah menyangkut permasalahan mendasar bagi masalah belajar. Coba kita lihat kembali beberapa pengertian belajar menurut para ahli, mereka mengemukakan pengertian belajar secara beda dengan persamaan dan perbedaan. Boleh jadi tidak ada kata “perubahan” yang tertera dalam pengertian belajar, tapi tetap ada makna “perubahan” didalamnya meski secara tersirat bukan tersurat.
Perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang bersangkutan dengan aspek jiwa dan mental yang mempengaruhi perilaku. Sedangkan perubahan yang terjadi akibat gila, tabrakan, mabuk, dan sebagainya, bukan termasuk perubahan akibat belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar.[4]

C.       Ciri-ciri Belajar
1.      Perubahan Intensional (berdasarkan niat/ keinginan)
Perubahan dalam belajar tentunya tidak lepas dari pelaku. Ada yang dengan sengaja belajar (mencari perubahan), ada pula yang dengan tidak sengaja dia belajar. Atau bisa dikatakan bahwa belajar ada yang dilakukan secara sadar dan tidak sadar. Perubahan intensional adalah perilaku belajar yang disadari, setidaknya si pelaku menyadari bertambahnya pengetahuan yang dimiliki. Namun demikian, menurut Anderson (1990) bahwa kesengajaan belajar tidaklah penting, yang penting adalah cara mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi.[5]
2.      Perubahan Positif dan Aktif
Positif berarti baik, bermanfaat, serta sesuai harapan. Artinya perubahan tersebut senantiasa  merupakan penambahan atau perbaikan yang positif dari sebelumnya. Perubahan aktif maksudnya perubahan terjadi karena usaha siswa itu sendiri.
3.      Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berdaya guna. Yakni membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Bersifat fungsional artinya berlangsung terus menerus dan tidak statis. Sutu perubahan akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika anak belajar menulis. Lama kelamaan kemampuan menulisnya semakin bertambah, menjadi bisa menulis surat, menyalin catatan, mengerjakan soal, dan sebagainya.

Selain ciri diatas, dalam rujukan lain dalam Psikologi Belajar oleh Syaiful Bahri (2011) mengemukakan ada 6 ciri-ciri belajar:
1.      Perubahan yang terjadi secara sadar
2.      Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
3.      Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4.      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap dan tidak akan hilang selama terus dilatih dan dipergunakan.
5.      Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya belajar mengetik. Sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya.
6.      Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh dapat melingkupi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Misalnya anak yang belajar naik sepeda. Setelah mengalami perubahan bisa naik sepeda, dia mengalami perubahan lain seperti memahami cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis sepeda, alat-alat sepeda, dan memiliki cita-cita punya sepeda yang lebih bagus.



D.      Teori Belajar
Teori belajar dapat dipahami sebagai pendapat yg didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi yang menjadi dasar suatu pengetahuan yakni tentang belajar. Dari dulu hingga sekarang para ahli psikologi dan pendidikan tidak bosan-bosannya membahas masalah belajar. Berbagai teori belajar telah tercipta hadir mengisi lembaran sejarah dunia pendidikan.
Untuk mengetahui teori-teori belajar menurut para ahli, akan dikemukakan dalam pembahasan berikut:
1)        Teori Belajar Behavioristik
Teori behavioristik mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pandangan behavioristik mengakui pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati dan diukur. Yang bisa diamati dan diukur hanyalah stimulus dan respons. Tokoh-tokoh penting teori behavioristik antara lain Thorndike, Watson, Skiner, Hull dan Guthrie.
2)        Teori Belajar Kognitif
Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang.
Di antara para pakar teori kognitif, paling tidak ada tiga yang terkenal yaitu Piaget, Bruner, dan Ausubel. Menurut Piaget, kegiatan belajar terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Sedangkan Bruner mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara seseorang mengatur pesan atau informasi, dan bukan ditentukan oleh umur. Proses belajar akan terjadi melalui tahap ­tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. Sementara itu Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan infonnasi yang sudah dipahami.
3)        Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik cenderung bersifat eklektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai.
4)        Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori sibernetik belajar adalah pemrosesan informasi. Teori ini lebih mementingkan sistem informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh sistem informasi dari pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenis pun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Bahwa proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh. [6]
E.       Jenis-jenis Belajar
Jenis-jenis belajar yang akan dibahas berikut ini adalah penggabungan inti sari dari pendapat tiga ahli yakni A. De Block, C. Van Parreren, dan Robert M. Gagne.[7]
1.      Belajar arti kata-kata
Maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya sudah dikenal, tapi belum paham artinya.
2.      Belajar kognitif
Yakni objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental. Objek yang ditanggapi tida hanya bersifat materiil (contoh: orang, bangunan, binatang) tapi yang tidak materiil (ide kemajuan, perbaikan) juga. Misalnya seseorang menceritakan hasil safari nya kepada temannya.
3.      Belajar menghafal
Menghafal adalah suatu aktifitas menanamkan suatu materi verbal didalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Ada beberapa syarat dalam menghafal yaitu mengenai tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan.


4.      Belajar teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti dalam bidang studi ilmiah.
5.      Belajar konsep
Konsep atau pegertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar dengan pemahaman.
6.      Belajar kaidah
Termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual, yang dikemukakan Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang merepresentasikan (menggambarkan) suatu keteraturan.
7.      Belajar berpikir
Berpikir adalah kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian – bagian pengetahuan. Ketika berpikir dilakukan, maka disana terjadi suatu proses.
8.      Belajar keterampilaan motorik (motor skill)
Otot, urat, dan persendian terlibat secara langsung, sehingga keterampilan sungguh-sungguh berakar dalam kejasmanian.
9.      Belajar estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang kesenian.

F.        Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diterangkan sebagai berikut:
a.       Faktor Lingkungan
Ø  Lingkungan alami: suhu udara, kebersihan
Ø  Lingkungan sosial budaya: pembangunan, jalan raya, pasar
b.      Faktor Instrumental
Ø  Kurikulum. Untuk mencapai target penguasaan kurikulum oleh anak didik terkadang dirasa sangat sulit.[8]
Ø  Program. Semakin bagus program pengajaran, semakin baik hasil pada siswa
Ø  Sarana dan Fasilitas
Ø  Guru
c.       Kondisi Fisiologis
Ø  Kondisi panca indra
d.      Kondisi Psikologis
Ø  Minat. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, dan sebaliknya (Dalyono, 1997: 56)
Ø  Kecerdasan. Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas (Noehi Nasution, 1993: 7)
Ø  Bakat.
Ø  Motivasi.
Ø  Kemampuan Kognitif: persepsi, mengingat, dan berpikir.











BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar. Ciri-ciri belajar meliputi:
1.      Perubahan yang terjadi secara sadar
2.      Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
3.      Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4.      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5.      Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
6.      Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Teori belajar menurut para ahli yang kami rangkum menjadi:
1) Teori Belajar Behavioristik
2) Teori Belajar Kognitif
3) Teori Belajar Humanistik
4) Teori Belajar Sibernetik
Jenis-jenis belajar yang kami bahas adalah penggabungan inti sari dari pendapat tiga ahli yakni A. De Block, C. Van Parreren, dan Robert M. Gagne. Yaitu:
-Belajar arti kata-kata                        -Belajar kognitif
-Belajar menghafal                            -Belajar teoritis
-Belajar konsep                                  -Belajar kaidah
-Belajar berpikir                                -Belajar estetis
-Belajar keterampilaan motorik (motor skill)
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah Faktor Lingkungan, Faktor Instrumental, Kondisi Fisiologis, Kondisi Psikologis.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2013. Teori Belajar. UIN Sunan Kalijaga: FITK E-learning
Bahri, Syaiful. ed. Revisi 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Umum. Yogyakarta: Aswaja
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
http://www.anakciremai.com/2008/11/makalah-psikologi-tentang-belajar.html



[1] Makmun Khairani, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2013), hlm. 184
[2] Ibid, hlm. 185
[3] Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 13
[4] Ibid. hlm, 15.
[5] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 116
[6]  Zainal Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Teori Behaviorisme Kognitivisme Konstruktiivisme Teori-Teori Khusus Pendidikan, (Yogyakarta: elearning, 2013)
[7]  Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 27.

[8] Ibid, hlm. 181

Tidak ada komentar:

Posting Komentar