BELAJAR
Mata Kuliah Psikologi Umum
DOSEN PENGAMPU:
Drs. Dudung Hamdun, MSI
Disusun oleh:
KELOMPOK 2 (Kelas C)
AHMAD MIFTAHUN NI’AM
(13420046)
MA’RIFATUN NISA (13420059)
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami masih diberikan
kesempatan untuk belajar dan menjalani hari dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Sang Rasul sekaligus Guru terkemuka yakni
Baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah mengajarkan begitu banyak ‘ibrah dan
sebagai uswatun hasanah.
Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Dudung Hamdun, MSI atas bimbingan dan kesabaran yang diberikan dalam penyusunan
makalah kami yang berjudul “BELAJAR” dalam mata kuliah Psikologi Umum. Ucapan
terima kasih juga kami tujukan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, semangat, do’a maupun dalam bentuk apapun. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak sangat kami harapkan
demi hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi dunia pendidikan,
terutama bagi mahasiswa dan para pendidik. Aamiin
Yogyakarta, 14 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... ....... 3
B. Rumusan Masalah............................................................................ 3
C. Tujuan Masalah............................................................................... 4
D. Batasan Masalah.............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar............................................................................ 5
B. Hakikat Belajar................................................................................ 6
C. Ciri-ciri Belajar................................................................................. 7
D. Teori Belajar..................................................................................... 8
E. Jenis-jenis Belajar............................................................................. 11
F. Faktor yang Mempengaruhi
Belajar.............................................. 12
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat pundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri . Oleh karena itu, pemahaman yang
benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya
mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya pada guru.
Kekeliruan/ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal
yang berkaitan dengannya akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil
pembelajaran yang dicapai peserta didik.
Dan
dalam makalah ini kita bisa mengetahui dan memahami apa itu arti belajar,
hakikat belajar, tentang ciri ciri belajar, teori belajar, serta faktor faktor
yang mempengaruhi peserta didik dalam belajar.
B.
Rumusan Masalah
Ø Apa yang
dimaksud Belajar
Ø Apakah Hakikat
Belajar
Ø Apa saja ciri-ciri
Belajar
Ø Bagaimana Teori
Belajar
Ø Apa saja jenis-jenis
Belajar
Ø Apakah faktor
yang mempengaruhi Belajar
C.
Tujuan Masalah
Ø Mahasiswa mampu
menjelaskan makna belajar
Ø Mahasiswa mampu
menjelaskan hakikat belajar
Ø Mahasiswa mampu
menyebutkan ciri-ciri belajar
Ø Mahasiswa mampu
menerangkan teori tentang belajar
Ø Mahasiswa mampu
memaparkan jenis-jenis belajar
Ø Mahasiswa mampu
menjelaskan faktor yang mempengaruhi Belajar
D.
Batasan Masalah
Pembahasan
Makalah ini akan dibatasi dikarenakan agar lebih focus kepada inti pembahasan
yaitu tentang“Belajar”.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, belajar memiliki beberapa arti
seperti berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yg disebabkan oleh
pengalaman. Berbagai pendapat para ahli pun seakan bersepakat. Berikut
penjelasannya:
a)
Arno F. Wittig
dalam Psychology of Learning: 1981. Belajar ialah perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam tingkah laku suatu organisme sebagai
hasil belajar.
b)
James Patrick Chaplin
dalam Dictionary of Psychology: 1985. Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan.
Rumusan pertama Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah
proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
c)
Hintzman, Douglas L.
dalam The Psychology of Learning and Memory: 1987. Belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan
oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Memang, secara umum belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah
laku karena pengalaman. Begitu halnya istilah belajar yang sering digunakan
oleh para psikolog sebagai kata yang menunjukkan adanya beberapa perubahan
dalam tingkah laku yang dihasilkan oleh latihan atau beberapa macam pengalaman
atau interaksi dengan lingkungannya.[1]
Belajar menurut Sarwono (1976), adalah suatu proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi (atau
rangsangan) yang terjadi. Maka jika disimpulkan, menurut pendapat Suryabrata
(1970) belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut[2]:
a.
Belajar
adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri pelajar
b.
Perubahan
pada intinya didapatkan pengetahuan dan atau keterampilan baru
c.
Perubahan
terjadi karena ada unsur yang disengaja
d.
Perubahan
itu memiliki sifat yang relatif permanen.
Dari beberapa
pendapat ahli mengenai belajar yang telah dikemukakan diatas dapat dipahami
bahwa belajar menyangkut pada dua unsur, jiwa dan raga. Gerak raga harus sesuai
dengan dengan jiwa untuk memperoleh perubahan. Oleh karenanya, perubahan yang
terjadi sebagai hasil proses belajar adalah hasil perubahan jiwa yang
mempengaruhi tingkah laku seseorang. Jadi kesimpulan akhir dari definisi
belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.[3]
B.
Hakikat
Belajar
Dari pengertian belajar yang sudah dibahas diatas, ada satu kata
paling menonjol yang dianggap sebagai inti dari belajar yakni “perubahan” atau
dalam bahasa Inggris “change”. Ketika kata “perubahan” dibahas, maka secara
otomatis sudah menyangkut permasalahan mendasar bagi masalah belajar. Coba kita
lihat kembali beberapa pengertian belajar menurut para ahli, mereka
mengemukakan pengertian belajar secara beda dengan persamaan dan perbedaan.
Boleh jadi tidak ada kata “perubahan” yang tertera dalam pengertian belajar,
tapi tetap ada makna “perubahan” didalamnya meski secara tersirat bukan
tersurat.
Perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang
bersangkutan dengan aspek jiwa dan mental yang mempengaruhi perilaku. Sedangkan
perubahan yang terjadi akibat gila, tabrakan, mabuk, dan sebagainya, bukan
termasuk perubahan akibat belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hakikat
belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil
belajar.[4]
C.
Ciri-ciri
Belajar
1.
Perubahan
Intensional (berdasarkan niat/ keinginan)
Perubahan
dalam belajar tentunya tidak lepas dari pelaku. Ada yang dengan sengaja belajar
(mencari perubahan), ada pula yang dengan tidak sengaja dia belajar. Atau bisa
dikatakan bahwa belajar ada yang dilakukan secara sadar dan tidak sadar.
Perubahan intensional adalah perilaku belajar yang disadari, setidaknya si
pelaku menyadari bertambahnya pengetahuan yang dimiliki. Namun demikian,
menurut Anderson (1990) bahwa kesengajaan belajar tidaklah penting, yang
penting adalah cara mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu
pembelajaran terjadi.[5]
2.
Perubahan
Positif dan Aktif
Positif
berarti baik, bermanfaat, serta sesuai harapan. Artinya perubahan tersebut
senantiasa merupakan penambahan atau
perbaikan yang positif dari sebelumnya. Perubahan aktif maksudnya perubahan
terjadi karena usaha siswa itu sendiri.
3.
Perubahan
Efektif dan Fungsional
Perubahan
yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berdaya guna. Yakni
membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Bersifat fungsional
artinya berlangsung terus menerus dan tidak statis. Sutu perubahan akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya. Misalnya jika anak belajar menulis. Lama kelamaan kemampuan
menulisnya semakin bertambah, menjadi bisa menulis surat, menyalin catatan,
mengerjakan soal, dan sebagainya.
Selain ciri diatas, dalam rujukan lain dalam Psikologi Belajar
oleh Syaiful Bahri (2011) mengemukakan ada 6 ciri-ciri belajar:
1.
Perubahan
yang terjadi secara sadar
2.
Perubahan
dalam belajar bersifat fungsional
3.
Perubahan
dalam belajar bersifat positif dan aktif
4.
Perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara
Karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti
bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap dan tidak
akan hilang selama terus dilatih dan dipergunakan.
5.
Perubahan
dalam belajar bertujuan dan terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada
tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku
yang benar-benar disadari. Misalnya belajar mengetik. Sebelumnya sudah menetapkan
apa yang mungkin dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana
yang dicapainya.
6.
Perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh dapat melingkupi perubahan keseluruhan
tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan
mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Misalnya anak yang belajar naik
sepeda. Setelah mengalami perubahan bisa naik sepeda, dia mengalami perubahan
lain seperti memahami cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis sepeda,
alat-alat sepeda, dan memiliki cita-cita punya sepeda yang lebih bagus.
D.
Teori
Belajar
Teori belajar dapat dipahami sebagai pendapat yg didasarkan pada
penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi yang menjadi dasar
suatu pengetahuan yakni tentang belajar. Dari dulu hingga sekarang para ahli
psikologi dan pendidikan tidak bosan-bosannya membahas masalah belajar.
Berbagai teori belajar telah tercipta hadir mengisi lembaran sejarah dunia
pendidikan.
Untuk
mengetahui teori-teori belajar menurut para ahli, akan dikemukakan dalam
pembahasan berikut:
1)
Teori
Belajar Behavioristik
Teori behavioristik mengatakan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah
mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pandangan behavioristik mengakui
pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output
yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan
respons dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati dan
diukur. Yang bisa diamati dan diukur hanyalah stimulus dan respons. Tokoh-tokoh
penting teori behavioristik antara lain Thorndike, Watson, Skiner, Hull dan
Guthrie.
2)
Teori
Belajar Kognitif
Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah
perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang
dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang
telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk
struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik
jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif
yang telah dimiliki seseorang.
Di antara para pakar teori kognitif, paling tidak ada
tiga yang terkenal yaitu Piaget, Bruner, dan Ausubel. Menurut Piaget, kegiatan
belajar terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur
seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Sedangkan
Bruner mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara seseorang
mengatur pesan atau informasi, dan bukan ditentukan oleh umur. Proses belajar
akan terjadi melalui tahap tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. Sementara itu
Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu
mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru.
Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus,
memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan infonnasi yang sudah
dipahami.
3)
Teori
Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa telah mampu
mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik cenderung bersifat
eklektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya
tercapai.
4)
Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori sibernetik belajar adalah pemrosesan
informasi. Teori ini lebih mementingkan sistem informasi dari pesan atau materi
yang dipelajari. Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan
oleh sistem informasi dari pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori sibernetik
berasumsi bahwa tidak ada satu jenis pun cara belajar yang ideal untuk segala situasi.
Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Bahwa proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai
dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan
informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali
informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval). Ingatan
terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusuran
bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke
informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan
diperoleh. [6]
E.
Jenis-jenis
Belajar
Jenis-jenis
belajar yang akan dibahas berikut ini adalah penggabungan inti sari dari
pendapat tiga ahli yakni A. De Block, C. Van Parreren, dan Robert M. Gagne.[7]
1.
Belajar
arti kata-kata
Maksudnya
adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang
digunakan. Pada mulanya sudah dikenal, tapi belum paham artinya.
2.
Belajar
kognitif
Yakni
objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan,
atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental. Objek yang ditanggapi tida
hanya bersifat materiil (contoh: orang, bangunan, binatang) tapi yang tidak
materiil (ide kemajuan, perbaikan) juga. Misalnya seseorang menceritakan hasil
safari nya kepada temannya.
3.
Belajar
menghafal
Menghafal
adalah suatu aktifitas menanamkan suatu materi verbal didalam ingatan, sehingga
nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan
materi yang asli. Ada beberapa syarat dalam menghafal yaitu mengenai tujuan,
pengertian, perhatian, dan ingatan.
4.
Belajar
teoritis
Bentuk
belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan)
dalam suatu kerangka organisasi mental sehingga dapat dipahami dan digunakan
untuk memecahkan problem, seperti dalam bidang studi ilmiah.
5.
Belajar
konsep
Konsep
atau pegertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai
ciri-ciri yang sama. Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar dengan
pemahaman.
6.
Belajar
kaidah
Termasuk
dari jenis belajar kemahiran intelektual, yang dikemukakan Gagne. Belajar
kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk
suatu ketentuan yang merepresentasikan (menggambarkan) suatu keteraturan.
7.
Belajar
berpikir
Berpikir
adalah kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian – bagian
pengetahuan. Ketika berpikir dilakukan, maka disana terjadi suatu proses.
8.
Belajar
keterampilaan motorik (motor skill)
Otot,
urat, dan persendian terlibat secara langsung, sehingga keterampilan
sungguh-sungguh berakar dalam kejasmanian.
9.
Belajar
estetis
Bentuk
belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan
dalam berbagai bidang kesenian.
F.
Faktor
yang Mempengaruhi Belajar
Secara
global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diterangkan sebagai
berikut:
a.
Faktor
Lingkungan
Ø Lingkungan alami: suhu udara, kebersihan
Ø Lingkungan sosial budaya: pembangunan, jalan raya, pasar
b.
Faktor
Instrumental
Ø Kurikulum. Untuk mencapai target penguasaan kurikulum oleh anak
didik terkadang dirasa sangat sulit.[8]
Ø Program. Semakin bagus program pengajaran, semakin baik hasil pada
siswa
Ø Sarana dan Fasilitas
Ø Guru
c.
Kondisi
Fisiologis
Ø Kondisi panca indra
d.
Kondisi
Psikologis
Ø Minat. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi
yang tinggi, dan sebaliknya (Dalyono, 1997: 56)
Ø Kecerdasan. Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu
belajar daripada orang yang kurang cerdas (Noehi Nasution, 1993: 7)
Ø Bakat.
Ø Motivasi.
Ø Kemampuan Kognitif: persepsi, mengingat, dan berpikir.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Hakikat belajar adalah
perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar. Ciri-ciri
belajar meliputi:
1.
Perubahan
yang terjadi secara sadar
2.
Perubahan
dalam belajar bersifat fungsional
3.
Perubahan
dalam belajar bersifat positif dan aktif
4.
Perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara
5.
Perubahan
dalam belajar bertujuan dan terarah
6.
Perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku
Teori belajar menurut para ahli yang
kami rangkum menjadi:
1) Teori Belajar Behavioristik
2) Teori Belajar Kognitif
3) Teori Belajar Humanistik
4) Teori
Belajar Sibernetik
Jenis-jenis belajar yang kami bahas
adalah penggabungan inti sari dari pendapat tiga ahli yakni A. De Block, C. Van
Parreren, dan Robert M. Gagne. Yaitu:
-Belajar arti kata-kata -Belajar kognitif
-Belajar menghafal -Belajar teoritis
-Belajar konsep -Belajar
kaidah
-Belajar berpikir -Belajar
estetis
-Belajar keterampilaan motorik (motor skill)
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah Faktor
Lingkungan, Faktor Instrumental, Kondisi Fisiologis, Kondisi Psikologis.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2013. Teori Belajar. UIN Sunan Kalijaga: FITK E-learning
Bahri, Syaiful. ed. Revisi 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Umum. Yogyakarta: Aswaja
Syah, Muhibbin.
1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
http://www.anakciremai.com/2008/11/makalah-psikologi-tentang-belajar.html
[1] Makmun
Khairani, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2013), hlm. 184
[2] Ibid,
hlm. 185
[3] Syaiful
Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 13
[4] Ibid.
hlm, 15.
[5] Muhibbin
Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Penerbit
Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 116
[6] Zainal Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Teori
Behaviorisme Kognitivisme Konstruktiivisme Teori-Teori Khusus Pendidikan, (Yogyakarta:
elearning, 2013)
[7] Syaiful Bahri, Psikologi Belajar,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 27.
[8] Ibid,
hlm. 181
Tidak ada komentar:
Posting Komentar