Kamis, 15 Januari 2015

The Power Of Word (mind)

Bersama Perkataan ada Kekuatan
oleh: Ma'rifatun Nisa

Benar apa yang sering kita dengar bahwa lidahmu adalah harimaumu. Lidah bisa membunuh siapa saja yang tidak hati-hati menggunakannya. Sembarangan bicara, asbuny (asal bunyi), seenaknya sendiri, dan sering tanpa filter pada pengucapannya.

Terkadang manusia sering menyepelekan segala apa yang dikatakannya. Mereka tak mengerti betapa dahsyatnya sebuah kekuatan perkataan. Perkataan yang dimaksud disini tidak hanya perkataan yang keluar melalui lisan, namun termasuk juga perkataan dalam hati atau kalau orang Jawa mengatakan “mbatin”. Sekalipun mereka mengira tak ada yang mendengar apa yang dikatakan, mereka tak ingat bahwa selalu ada Allah yang mengawasi gerak-gerik makhluk-Nya.
Ada sebuah kisah seorang anak yang tengah mengikuti acara wisuda siswa-siswi disekolahnya, sebut saja Adila. Ketika si pembawa acara mengumumkan para juara maju ke panggung untuk menerima hadiah, Adila berkata dalam hatinya “hmm... tahun depan, aku yang akan berdiri disana menjadi juara menggantikan mereka”. Dia tidak menyangka jika ternyata saat acara wisuda kelulusan tahun angkatannya, dia menjadi juara satu dan berdiri dipanggung tepat seperti apa yang pernah dikatakannya setahun lalu.
Hal ini membuktikan bahwa didalam perkataan tersimpan kekuatan untuk meraihnya. Kekuatan untuk meyakinkan kemampuan diri. Kekuatan yang membuat sesuatu yang tadinya hanya berupa perkataan menjadi sebuah kenyataan. Kekuatan sangat dahsyat yang memberikan efek baik-buruk tergantung perkataan yang diucapkan.
Jika kisah diatas adalah sebuah perkataan yang baik, maka perkataan yang buruk pun bisa saja terjadi. Misalnya seorang anak yang jika disuruh untuk mencoba dia terus berkata “aku tidak bisa...”, maka secara otomatis syaraf yang ada dipikirannya akan menghantarkan informasi “tidak bisa” keseluruh tubuh si anak. Alhasil, si anak benar-benar menjadi tidak bisa. Itu karena kekuatan yang ditimbulkan dari perkatannya adalah kekuatan jelek, kekuatan yang melemahkan. Contoh lain adalah oranglain yang berkata tapi efeknya terjadi pada dirinya atau dalam ilmu sosiologi disebut teori labeling. Yakni apabila oranglain terus mengatakan (men-cap) dia pencuri padahal nyatanya bukan, dan karena kekuatan-kekuatan dari perkataan oranglain terus memenuhi pikirannya, akhirnya dia benar-benar menjadi seorang pencuri.
Semua orang wajib berhati-hati dalam berkata. Berfikirlah dahulu sebelum mengeluarkan kata-kata agar tidak menyinggung atau menyakiti oranglain. Terutama untuk para orangtua dan guru agar tetap menjaga perkataan mereka didepan anak-anak dan siswa-siswinya. Juga bagi Anda pada umumnya, pikirkan baik-baik sebelum berkata pada diri sendiri agar kekuatan yang dihasilkan dari perkataan tersebut berbuah positif untuk keberhasilan maupun kebaikan diri sendiri dan sekitarnya.

Berhati-hatilah pula saat berbincang-bincang dengan oranglain. Ingat, perkataan yang Anda ucapkan setidaknya akan berpengaruh terhadap orang yang mendengar ucapan Anda tersebut. Jauhi perkataan yang sia-sia. Jangan jadikan perkataan Anda sebagai pedang yang dapat menikam orang lain. Melainkan, jadikanlah perkataan sebagai alat untuk mengasihi satu dengan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar