Bersama Perkataan ada Kekuatan
oleh: Ma'rifatun Nisa
Benar apa yang sering kita dengar bahwa lidahmu adalah harimaumu.
Lidah bisa membunuh siapa saja yang tidak hati-hati menggunakannya. Sembarangan
bicara, asbuny (asal bunyi), seenaknya sendiri, dan sering tanpa filter
pada pengucapannya.
Terkadang manusia sering menyepelekan segala apa yang dikatakannya.
Mereka tak mengerti betapa dahsyatnya sebuah kekuatan perkataan. Perkataan yang
dimaksud disini tidak hanya perkataan yang keluar melalui lisan, namun termasuk
juga perkataan dalam hati atau kalau orang Jawa mengatakan “mbatin”.
Sekalipun mereka mengira tak ada yang mendengar apa yang dikatakan, mereka tak
ingat bahwa selalu ada Allah yang mengawasi gerak-gerik makhluk-Nya.
Ada sebuah kisah seorang anak yang tengah mengikuti acara wisuda
siswa-siswi disekolahnya, sebut saja Adila. Ketika si pembawa acara mengumumkan
para juara maju ke panggung untuk menerima hadiah, Adila berkata dalam hatinya
“hmm... tahun depan, aku yang akan berdiri disana menjadi juara menggantikan
mereka”. Dia tidak menyangka jika ternyata saat acara wisuda kelulusan tahun
angkatannya, dia menjadi juara satu dan berdiri dipanggung tepat seperti apa
yang pernah dikatakannya setahun lalu.
Hal ini membuktikan bahwa didalam perkataan tersimpan kekuatan
untuk meraihnya. Kekuatan untuk meyakinkan kemampuan diri. Kekuatan yang
membuat sesuatu yang tadinya hanya berupa perkataan menjadi sebuah kenyataan.
Kekuatan sangat dahsyat yang memberikan efek baik-buruk tergantung perkataan
yang diucapkan.
Jika kisah diatas adalah sebuah perkataan yang baik, maka perkataan
yang buruk pun bisa saja terjadi. Misalnya seorang anak yang jika disuruh untuk
mencoba dia terus berkata “aku tidak bisa...”, maka secara otomatis syaraf yang
ada dipikirannya akan menghantarkan informasi “tidak bisa” keseluruh tubuh si
anak. Alhasil, si anak benar-benar menjadi tidak bisa. Itu karena kekuatan yang
ditimbulkan dari perkatannya adalah kekuatan jelek, kekuatan yang melemahkan.
Contoh lain adalah oranglain yang berkata tapi efeknya terjadi pada dirinya
atau dalam ilmu sosiologi disebut teori labeling. Yakni apabila
oranglain terus mengatakan (men-cap) dia pencuri padahal nyatanya bukan,
dan karena kekuatan-kekuatan dari perkataan oranglain terus memenuhi
pikirannya, akhirnya dia benar-benar menjadi seorang pencuri.
Semua orang wajib berhati-hati dalam berkata. Berfikirlah dahulu
sebelum mengeluarkan kata-kata agar tidak menyinggung atau menyakiti oranglain.
Terutama untuk para orangtua dan guru agar tetap menjaga perkataan mereka
didepan anak-anak dan siswa-siswinya. Juga bagi Anda pada umumnya, pikirkan
baik-baik sebelum berkata pada diri sendiri agar kekuatan yang dihasilkan dari
perkataan tersebut berbuah positif untuk keberhasilan maupun kebaikan diri
sendiri dan sekitarnya.
Berhati-hatilah pula saat berbincang-bincang dengan oranglain. Ingat, perkataan yang Anda ucapkan setidaknya akan berpengaruh terhadap orang yang mendengar
ucapan Anda tersebut. Jauhi perkataan yang sia-sia. Jangan jadikan perkataan Anda
sebagai pedang yang dapat menikam orang lain. Melainkan, jadikanlah perkataan
sebagai alat untuk mengasihi satu dengan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar