Rabu, 30 Maret 2016

Sejarah perkembangan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia

MA’RIFATUN NISA 
MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB 

SEJARAH PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DIINDONESIA
Periode
Tujuan
Metode
Lembaga Penyelenggara
Fase pertama, antara tahun 1880-1920
-pengajaran bahasa diperkenalkan dengan unsur baru yang lain, yaitu ilmu fonetik deskriptif

-metode langsung (al-thariqah al-mubasyarah/ direct method
-metode bunyi (al-thariqah al-shautiyyah/phonetics method)*

Fase kedua, antara tahun 1920-1940

metode-metode yang bersifat kompromi (al-thariqah al-ittifaqiyyah/ compromise method) dan metode membaca (al-thariqah al-qira’ah/ reading method)

A Periode 1940-1950,
c.       

lahirnya metode efisien dan praktis dari dunia ketentaraan. Metode ini terkenal dengan sebutan American Army Method ( al-thariqah al-jundiyyah al-amrikiyyah), yakni metode yang lahir dari markas tentara Amerika untuk kepentingan ekspansi perang.

Periode 1950-1960

periode munculnya metode audiolingual (al-thariqah al-sam’iyyah al-syafawiyyah) di Amerika dan audiovisual (al-thariqah al-bashariyyah) di Inggris dan Prancis, sebagai akibat langsung dari sukses army method.

Periode 1960-1970,

adalah periode munculnya kerraguan dan kaji ulang terhadap hakikat belajar bahasa. Periode ini merupakan awal runtuhnya metode audiolingual, dan populernya analisis kontrastif, yang berupaya membantu mencari landasan teori dalam dalam pembelajaran bahasa.

Fase keempat, antara tahun 1970-1980.

pendekatan komunikatif (al-madkhal al-ittishali/ communicative approach) dalam belajar bahasa.

Ket.:
1.      Kosakata harus diajarkan dalam kalimat, tidak berdiri sendiri-sendiri tanpa konteks karena kalimat adalah unit bahasa yang paling pokok ;
2.      Kalimat yang diajarkan tidak boleh disajikan tanpa hubungan tetapi selalu harus dikaitkan dengan persoalan yang menarik hati murid;
3.      Hal-hal baru diajarkan melalui gerak-gerik tangan, gambar dan kata-kata yang sudah diketahui sebelumnya;
4.      Bacaan diberikan kemudian dan hanya diajarkan bacaan yang bahannya disusun tahap demi tahap sehingga berangsur-angsur dengan melalui bacaan murid akan mengenal negara asing dan kebudayaannya. Negara asing yang dimaksud disini ialah negara yang bahasanya dipelajari si murid;
5.      Pengetahuan tatabahasa diperoleh secara induktif dengan mempelajari teks














Sumber lain menyebutkan
Periode
tujuan
metode
Lembaga
Bahasa Arab Sebagai Bahasa Agama Verbal
untuk memenuhi kebutuhan seorang muslim dalam menunaikan ibadah ritual, khususnya ibadah shalat.
metode abjadiyah (alphabetical method) yang terkenal dengan nama metode baghdadiyah

Bahasa Arab Sebagai Media Memahami Agama
mendalami ajaran agama Islam.
metode gramatika-tarjamah (thariqah al-qawa'id wa al-tarjamah) dengan teknik tradisional,  guru (Kiai) dan para murid (santri) masing-masing memegang buku (kitab)
tumbuh dan berkembang di berbagai pondok pesantren salaf
Bahasa Arab Sebagai Media Komunikasi
tidak sekedar memiliki kemampuan berbahasa Arab reseptif (pasif), tetapi kemampuan berbahasa yang lebih aktif dan produktif.
metode langsung (Al-Thariqah Al-Mubasyirah)
sangat dominan berlaku di berbagai pondok pesantren salaf
Awal abad ke-19
Tahun pertama
Bahasa untuk komunikasi dan pembelajaran
Metode langsung
di berbagai pondok pesantren atau lembaga pendidikan Islam modern
Pada tahun kedua
seorang lulusan perguruan Islam modern ini  telah mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab secara lisan dan tulis, serta mampu membaca buku berbahasa Arab dalam berbagai subyek pengetahuan.
metode induktif (Al-Thariqah Al-Istiqra'iyah), ditambah dengan latihan intensif qira'ah (reading), insya' (writing), dan muhadatsah (speaking/conversation).
Di perguruan tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar